Sunday, December 14, 2003

SEPANJANG RIUH TAWAMU

Sebaiknya tak usah kau bentang bentangkan kain itu di hadapanku
percuma saja
telah lusuh oleh waktu dan kejaran rasa sesal
hingga tak sisakan ruang tuk : berkaca
lebih baik kurungkan saja pada kepalamu yang selalu saja bertanya
ada apa di kerumunan kecewa ini

Kerahkanlah pasukan berani matimu
melawan sejumput kerinduan yang menyergapmu tiba tiba
di pagi hari
Danjika kembali datang di malam hari, rasakanlah
bahwa aku di ujung sanapun merasakannya
bunuhlah jika kau mau
atau kau piara di kandang pengab berdebu

Di sepanjang riuh tawamu akuapun tahu kau merinduku
meski selalu kau belenggu dalam keranjang keranjang
suci di tengah senyap batinmu

kerahkanlah seluruh tenagamu tuk campakkan bayangku
maka aku akan datang mengendap sebagai
secawan anggur
atau seplastik sabu sabu
meski sebenarnya aku ingin datang sebagai sebatang
ardath merah yang sepanjang hari kau hisap di sudut bibirmu
Memabukkanmu barang sesaat , lalu kau tinggalkan
kala kau terjkaga. Untuk kembali kau rengkuh saat kau jenuh
dengan segala keriuhan tawamu sendiri

Di riuh tawamau bisakah kau mendengar
semilir angin mendesir di belakang telingamu
selalu teriakkan namamu di tenggorokannya yang tlah
tersumbat oleh biusmu

Kuminta sedikitlah picingkan mata
di lantai tergenang darah karena siapa
di pohon ngarai ruh melayang terburai serat seratnya
di libas siapa

des,10,03 ,shantined

No comments: