Wednesday, December 31, 2003

Maya pada

Barangkali yang akan kusampaikan adalah ketakutan
Riuh melanda sepanjang jalanan nadiku
Mengkap mengkap di lorong waktu
Meliuk liuk di kedua pupil mataku yang selalu saja keliru
Menatap setiap bayang yang datang
Aku merayap bukan karena gelap
Tapi oleh benderang yang menyilaukan
Sungguh aku gelisah di perbatasan ini
Muara yang tak berarus
Tepi tepi yang bergerigi

Barangkali langit telah menentukan
Satu kecemasan yang tak lebih dari
Sebilah pedang
Tajam berkilau
Menusukkan sejuta rindu
Maya pada

Bergetar setiap zat di ruhku yang penat
Menahan gelombang yang asing menghentak hentak

Sedang aku telalu munafik
Setiap lembar diariku adalah kebohongan
Betapa aku telah menipu
Mata hatiku yang bisu

Hilir mudik aku mencari persembunyian diri
Agar tak memandangmu
Tapi kurasa seutas tali telah menarik narik
Wajahmu timbul tenggelam di kolam penantian
Meski tanpa pengharapan

Aku rebah di padang jingga
Kunikmati saja semburat senja
Menghujaniku dengan hangat sinarnya
Dewa dewa bermain harpa
Melerai lapis demi lapis ketakutan ku
pada sebusur panah dewi Aphrodite
sekali lagi .

30 des03

No comments: