Sunday, December 21, 2003

KABUT UNGU

Di puncak bukit terjal ini aku menghitung
detik demi detik
waktu yang terus merambat
saling berpacu dengan seribu satu
gelombang maya yang terus saja ku pertahankan
Ya Tuhan , beri aku pengertian
Bahwa segala yang berlalu telah berlalu
Bahwa segala yang berakhir telah berakhir
Menjadi segumpal kabut ungu yang bersemayam disudut kalbu

Jauh di pelosok pelataran hutan cemara ini
Aku memunguti
Sisa remah remah roti yang terjatuh
Saat kita memakannya kemarin lusa
Tapi hatiku berdoa , ya Tuhan kenyangkanlah aku
Dengan roti yang lainnya

Di balik bukit ini aku membelai angin
Yang terus saja kuandaikan sebagai bayangnya
Mengapa batinku terus meratap,Tuhan
Sedang aku sadar ini semu

Di ceruk ceruk jurang yang terdalam
Aku masih terperosok , meski sejuta tangan malaikat
Terjulur padaku
Ya Tuhan ,buatlah aku mengerti
Bahwa tangan tangan itu kini terulur buatku
Bahwa masih ada satu lagi pelukan disana
Mendekap dan menepis segala perih

Di kedalaman mata batinku sendiri
Aku melihat sepi masih merenggutku dari
Dunia raya ini
Bermacam macam resah pada mimpi mimpi yang hilang
Sekawanan sedih yang terus saja merongrong
Jiwa yang terus menerus merintih
Betapa aku bosan dengan ini semua , Tuhanku

Maka tanganku sekali lagi kutengadahkan
Kupinta kabut ungu ini pergi dan berlalu
Jauh

21 des 03



No comments: