Seekor anak pesut berenang-renang di sungai Mahakam
Ibunya hilang diterkam nelayan
“ iibu,ibu,ibu….aku rindu’
sambil menyusu pada oleng perahu.
Samarinda 2004 di muat di buku puisi
On /Off Dian Sastro For President 3
Wednesday, March 23, 2005
Ode Buat Kawan
Tetapi aku bukan embun
Malam mengendap dan siang lenyap di bakar matahari
Juga aku bukan telaga
Tempat berteduh dan melepas dahaga
Bukan juga lautan
Apalagi pelangi di awan
Karena aku hanya tepian
Antara bayang dan kenyataan
Bpp 2004 di muat di buku puisi
On/off Dian Sastro For President 3
Malam mengendap dan siang lenyap di bakar matahari
Juga aku bukan telaga
Tempat berteduh dan melepas dahaga
Bukan juga lautan
Apalagi pelangi di awan
Karena aku hanya tepian
Antara bayang dan kenyataan
Bpp 2004 di muat di buku puisi
On/off Dian Sastro For President 3
INSOMNIA
Bumi telah tertidur
Malam
Malam
Terkenang akan gambarmu
aku berbicara pada gelap
tentang rindu tak berkesudahan
Malam telah tua
Merangkak kunang kunang ke tepi rembulan
Tapi aku masih saja merasa muda
untuk mencintaimu
Tenggelam pula riuh jagat raya
Kini senyap menelan segala kelam
Tapi aku masih saja merasa berwarna
Untuk mengirimimu sejuta pesona
Aku tak bisa tidur lagi
Sibuk berdandan , merias diri
Untuk menjadi pengantin wanitamu, suatu kali
Malam
Malam
Terkenang akan gambarmu
aku berbicara pada gelap
tentang rindu tak berkesudahan
Malam telah tua
Merangkak kunang kunang ke tepi rembulan
Tapi aku masih saja merasa muda
untuk mencintaimu
Tenggelam pula riuh jagat raya
Kini senyap menelan segala kelam
Tapi aku masih saja merasa berwarna
Untuk mengirimimu sejuta pesona
Aku tak bisa tidur lagi
Sibuk berdandan , merias diri
Untuk menjadi pengantin wanitamu, suatu kali
Dadaku Penuh PAsir
Dadaku penuh dengan pasir
Berbukit bukit , berlereng lereng,
berceruk ceruk , berlembah lembah,
terjal dan curam
berbatu batu, berlumut lumut
berkarang karang, berombak ombak
tajam dan licin
dadaku sarat dengan pasir
membentuk istana
puri persemayaman raja
dan dadaku penuh dengan pasir
yang menimbun nama nama
setiap laut pasang
mengirimkan riaknya
( 22 03 05 )
Berbukit bukit , berlereng lereng,
berceruk ceruk , berlembah lembah,
terjal dan curam
berbatu batu, berlumut lumut
berkarang karang, berombak ombak
tajam dan licin
dadaku sarat dengan pasir
membentuk istana
puri persemayaman raja
dan dadaku penuh dengan pasir
yang menimbun nama nama
setiap laut pasang
mengirimkan riaknya
( 22 03 05 )
Tuesday, March 08, 2005
PELANGI
Tak ada mimpi
malamku basi
Bulan hanya setengah
dan pungguk masih terperangah
Hujan rintik
aku lupa
bahwa pelangi tak mungkin turun
di malam hari
malamku basi
Bulan hanya setengah
dan pungguk masih terperangah
Hujan rintik
aku lupa
bahwa pelangi tak mungkin turun
di malam hari
ZIARAH GITAR
Temaram kalbu
denting gitarmu
serukan rupa rupa sejarah
meliuk di pusaran arah
Pintu telah berderit
buka,tutup
tutup,buka
dan linangan air mata
memaksaku berziarah
sepanjang perjalanan kasat mata
kelok kelok nada
melenting lentingkan ingatan
kubayangkan separuh umurku di masa silam
telah terbenam di hunian syurga yang hilang
terbuat dari janji gitar tua
mendenguskan alunan syair jiwa
Sebongkah kenangan melesat
menusuk nusuk bola mataku
pecahkan gendang telinga
oleh dawai dawai
melagukan impian pengantin yang tak beranjang
Kini usai
dan kita pulang membawa penat
ke masing masing lingkaran
berputar putar mencari pintu
di tanah yang lapang
denting gitarmu
serukan rupa rupa sejarah
meliuk di pusaran arah
Pintu telah berderit
buka,tutup
tutup,buka
dan linangan air mata
memaksaku berziarah
sepanjang perjalanan kasat mata
kelok kelok nada
melenting lentingkan ingatan
kubayangkan separuh umurku di masa silam
telah terbenam di hunian syurga yang hilang
terbuat dari janji gitar tua
mendenguskan alunan syair jiwa
Sebongkah kenangan melesat
menusuk nusuk bola mataku
pecahkan gendang telinga
oleh dawai dawai
melagukan impian pengantin yang tak beranjang
Kini usai
dan kita pulang membawa penat
ke masing masing lingkaran
berputar putar mencari pintu
di tanah yang lapang
PERJALANAN
Aku belum benar benar mengerti
arah kemana,saat itu
kita berjalan
melewati malam dan sunyinya padang
mengarungi petang dan gaduhnya jeram
Ku kira kita akan berlabuh di dermaga
andai laut menanyakan tujuan
Tapi bahtera terus melaju,menderu
meninggalkan angin
dan ternyata samudera begitu besarnya
Arung kita tak ada tepi
Lima benua,ribuan selat,jutaan pulau
karang,lautan es,gelombang,badai taufan
telah lalu
dan oleh peluit panjang mercu suar,kita terhentak
kembali menghitung koordinat koordinat,menghampar peta
dan tentukan kapan,dimana hendak mendarat.
( untuk ps )
arah kemana,saat itu
kita berjalan
melewati malam dan sunyinya padang
mengarungi petang dan gaduhnya jeram
Ku kira kita akan berlabuh di dermaga
andai laut menanyakan tujuan
Tapi bahtera terus melaju,menderu
meninggalkan angin
dan ternyata samudera begitu besarnya
Arung kita tak ada tepi
Lima benua,ribuan selat,jutaan pulau
karang,lautan es,gelombang,badai taufan
telah lalu
dan oleh peluit panjang mercu suar,kita terhentak
kembali menghitung koordinat koordinat,menghampar peta
dan tentukan kapan,dimana hendak mendarat.
( untuk ps )
Subscribe to:
Posts (Atom)