Thursday, December 30, 2004

Memandang Mayat

Mataku memandang mayat
Itu mayat ibuku, itu mayat anakku, itu mayat suamiku
Itu mayat saudaraku, itu mayat sahabatku

Aku memandang mayat
Aku memandang gumpalan-gumpalan daging tersayat
Tersapu badai, bah yang mengamuk

Aku memandang mayat
Telingaku mendengar jerit
Kulitku tertusuk sakit

Kini aku dingin dan lapar
Kotaku mati

Tak ada kata-kata yang mewakili sakit kami
Tak satupun kalimat yang terucap
Kecuali zdikir dan takbir

Aku memandang mayat
Bergelimpangan meninggalkan mimpi
Tumpang tindih dengan tangis yang ditinggalkan.



Bpp, 30 des 2004