Tirus wajah bulan meneteskan darah
Malam malam begini apa yang kan kubuat
Jalanan lengang, tak nampak sesuatu buat teman
Langkahku lalu gontai nuju dermaga
Yang semakin berkecipak airnya
Ada dingin disana
Menusuk nusuk bayangan kita yang seminggu lalu berdiri bersama disini menyusun cinta.
Malam telah bertambah tua, angin deras menerpa syalku yang melambai lambai
Bulan makin pasi
Langit kelam hendak mengirim hujan pada bumi
Aku kembali pada jalan yang lengang , hanya riuh desing angin menyemburatkan debu jalanan.
Aspal makin hitam, rinai turun, udara basah
Malam tembaga
Jalanan kosong menyimpan kesedihan kesedihan yang tak terelakkan.
Andai , seandainya
Kekosongan ini kau isi
: dengan dalam dalam kasihmu
tentu sepi ini tak tergambar jelas di langit malam ini.
Tapi sengaja kupilih diam dan berjalan sendirian
Agar api tak membakar, agar air tak menenggelamkan
No comments:
Post a Comment